Oleh: Miss Mei Noramelia
Mereka lupa atau memang sengaja tidak menjalankan tugasnya sebagai seseorang yang telah dipercaya rakyat, kepentingan pribadi lebih mereka prioritaskan dibandingkan kepentingan orang-orang yang memberi amanah kepadanya. Dengan demikian apalah arti pemimpin bila akhirnya bukan kesejahteraan yang diperoleh masyarakatnya tapi malah kemiskinan yang didapatkan. Uang negara mereka makan tanpa menghiraukan nasib rakyatnya, ratusan bahkan ribuan orang tidur di jalanan terlantar dan kelaparan. Pemimpin seperti itu tidak pantas disebut sebagai pemimpin yang lebih pantas disebut sebagai penjahat, karena akibat dari ulah mereka banyak orang yang mati kelaparan karena kemiskinan dan kurang adanya perhatian dari pemimpinnya.
Jika seseorang terbukti bersalah dan masuk ke jeruji besi, maka sepatutnya kepemimpinannya di nonaktifkan dan digantikan pemimpin baru yang lebih layak agar tidak ada kekosongan kabatan dalam pemerintahan dan menciptakan keseimbangan dalam pemerintahan yang baru. Pemimpin yang baru diharapkan adalah pemimpin yang lebih memiliki kualitas, baik berkualitas dalam kecerdasan, akhlak maupun sifatnya. Sehingga menjadikan negara kesatuan Indonesia ini menjadi negara besar dan kuat. Dengan demikian secara otomatis kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan kemiskinan yang terjadi akan berkurang.
Agar kepemimpinan di Indonesia ini sesuai dengan apa yang dicita-citakan bangsa Indonesia maka lebih selektiflah dalam mencari pemimpin, jangan tergoda dengan janji-janjia dan uang yang mereka iming-imingkan, wujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia dengan memilih pemimpin yang tepat dan jangan pernah apatis dengan pemerintahan di Indonesia.
Comments
Post a Comment